Monday, May 21, 2012

Cara-cara Masuknya Islam di Indonesia

Cara-cara Masuknya Islam di Indonesia
Islam disebarkan melalui jalan damai dan jalan militer. Namun di Indonesia, Islam masuk lebih melalui jalan damai atau melalui jalan berdakwah. Secara umum, Islam masuk ke Indonesia disampaikan dengan jalan damai melalui banyak cara, yaitu: lewat perdagangan, pernikahan, pendidikan serta budaya.

1.    Penyebaran Islam melalui perdagangan
Agama Islam dibawa ke Indonesia oleh para pedagang. Selain melakukan transaksi perdagangan, para pedagang pun memanfaatkan waktu berinteraksi dengan penduduk asli dengan pergaulan sehari-hari saat singgah ke suatu daerah atau suatu wilayah di Indonesia.  Para pedagang ini, menurut sumber catatan yang ada, adalah para saudagar muslim yang berasal dari Gurajat, Arab, Persia.

Masuknya Islam ke Indonesia melalui perdagangan terjadi pada abad ke 7 M sampai abad ke 16 M, yaitu sejalan dengan ramainya lalu lintas perdagangan laut internasional. Ajaran Islam ini diterima oleh masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir pantai utara. Melalui saudagar inilah agama Islam berkembang pesat ditandai dengan adanya kerajaan Islam di pesisir pantai.

2.    Penyebaran Islam melalui pernikahan
Para pedagang muslim yang datang ke Indonesia (pedagang Gurajat, Arab dan Persia) ada yang sekedar berdagang kemudian kembali ke negerinya dan ada pula yang menetap di Indonesia. Sumber-sumber Cina menyebutkan, menjelang seperempat abad ke-7, sudah berdiri perkampungan muslim dipesisir pantai Sumatra. Dari perkampungan ini para penganut Islam berinteraksi dan berasimilasi dengan penduduk pribumi sembari menyebarkan agama Islam. Selain menetap, mereka juga menikah dengan wanita-wanita Indonesia terutama putri raja dan bangsawan. Karena pemikahan itulah maka banyak keluarga raja bangsawan masuk Islam.

Perkawinannya dilangsungkan secara Islami. Di mana sebelum perkawinan berlangsung, para wanita penduduk asli terlebih dahulu masuk Islam dengan menjadi seorang mualaf. Dengan perkawinan ini lingkungan Islam makin luas, kelompok kecil masyarakat muslim ini lambat laun semakin besar dan berkembang dari komunitas kecil menjadi komunitas besar yang akhirnya menjadi kerajaan-kerajaan Islam.

3.    Penyebaran Islam melalui pengajaran dan pendidikan
Penyebaran Islam melalui pendidikan dan pengajaran adalah dengan didirikannya pesantren oleh para ulama. Selain datangnya para pemuda dari berbagai penjuru wilayah untuk belajar di pesantren tersebut, pesantren ini keberadaannya juga sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat sekitar pesantren tersebut. Masyarakat menjadi tunduk atau taat dengan para kiai atau ulama di tempat tersebut, dan memudahkan dakwah Islam menjadi lebih diterima lagi di masyarakat.

Para wali dan ulama mendirikan pondok-pondok pesantren, hingga banyak pemuda-pemuda dari daerah dan dari berbagai macam kalangan masyarakat banyak menerima agama Islam. Setelah selesai, mereka menjadi mubaligh, mendirikan pondok pesantren di daerah mereka sendiri-sendiri.

4.    Penyebaran Islam melalui akulturasi dan asimilasi kebudayaan
Terbukanya masyarakat Indonesia terhadap kedatangan Islam, salah satunya dipengaruhi oleh toleransi yang begitu tinggi yang diberikan oleh para ulama kepada budaya atau tradisi setempat yang sebelumnya sudah ada terlebih dahulu. Bahkan tak jarang, budaya setempat dijadikan sarana untuk menyebarkan dakwah Islam. Misalnya, wayang yang sebelumnya merupakan tradisi agama Hindu di Jawa, kemudian dijadikan sarana untuk mengenalkan tentang ajaran Islam melalui pengubahan cerita dan para tokoh wayang yang dilakonkan.
5.    Penyebaran Islam melalui tasawuf
Penyebaran Islam yang juga dipakai oleh para ulama adalah melalui sarana tasawuf. Tasawuf adalah jalan atau cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tasawuf lebih memudahkan orang yang telah memiliki dasar ketuhanan yang lain untuk mengerti dan memahami ajaran Islam. Beberapa ulama penyebar tasawuf adalah Hamzah Fansuri, Syamsudin, Syeik Abdul Shamad dan Nuruddin ar Raniri.

Berbagai sarana yang dipakai para ulama untuk menyebarkan dakwah Islam di Indonesia inilah yang banyak memberikan pengaruh atas penyebaran dan perkembangan Islam di Indonesia. Ditambah dengan semangat luar biasa yang dipegang oleh kaum pedagang untuk berdakwah, semakin mempercepat perkembangan Islam di Indonesia. Bagi mereka, berdakwah adalah kewajiban bagi siapa pun termasuk mereka para pedagang, sehingga bukan hanya kewajiban  bagi ulama saja.

Penyebaran agama Islam di Indonesia oleh para ulama tidak langsung disampaikan kepada rakyat biasa. Pada umumnya tetapi melalui tahapan/ urutan sebagai berikut:

a.    Pedagang
Pedagang-pedagang yang merupakan penduduk asli Indonesia langsung mendapat pengaruh dari agama Islam atau pedagang-pedagang Islam yang datang ke Indonesia. Melalui interaksi langsung antar pedagang muslim dan pedagang pribumi, terjadi dialog dan hubungan yang intensif, yang kemudian dimanfaatkan untuk para pedagang muslim untuk menyampaikan dakwahnya kepada pedagang pribumi.

b.    Bangsawan
Para bangsawan (adipati atau raja-raja) adalah pemilik modal, pemegang jabatan sekaligus, selain golongan yang mampu membeli barang dagangan mewah, sekaligus pemegang monopoli perdagangan di pelabuhan. Merekalah yang biasanya berinteraksi langsung dengan para pedagang muslim.

c.    Para Wali atau Ulama
Wali ini biasanya sebelum berperan menyebarkan Islam, mereka bertugas sebagai penasehat raja-raja yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan juga dengan pedagang-pedagang Islam.
d.    Rakyat (masyarakat)
    Masyarakat mendapat pengaruh Islam paling akhir. Rakyat biasanya mendapat pengaruh dari para wali dan ulama melalui dakwah juga dari para bangsawan yang menjadi penguasa di wilayah tersebut.

No comments:

Post a Comment