Thursday, August 21, 2014

Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern adalah bioteknologi yang menggunakan peralatan yang canggih. Selain itu, bioteknologi modern sudah dilakukan dalam keadaan steril, produksi yang dihasilkan lebih berkualitas dan dihasilkan dalam jumlah yang besar. Penerapan bioteknologi modern tidak hanya melibatkan mikrobia sebagai pengubah bentuk maupun kandungan gizi pada makanan tetapi juga dapat dilakukan proses manipulasi terhadap susunan genetik mikrobia yang dimanfaatkan. Ciri utama bioteknologi modern adalah adanya perubahan sifat asli agen biologis yang digunakan. Perubahan sifat ini dilakukan melalui rekayasa genetika.
Rekayasa genetika adalah mengutak-atik asam nukleat (DNA atau RNA) yang menyimpan informasi genetik untuk sifat fisik dan psikis makhluk hidup yang bertujuan untuk  keuntungan manusia atau keseimbangan lingkungan.
1.    Bioteknologi di bidang pertanian
    Ada pun bioteknologi di bidang pertanian, meliputi:
    a.    Hibridisasi/Persilangan
Hibridisasi adalah persilangan antara varietas dalam spesies yang sama yang memiliki sifat unggul. Hasil dari hibridisasi adalah hibrid yang memiliki sifat perpaduan dari kedua induknya. Teknik ini dapat dilakukan pada tumbuhan dan hewan. Contoh hibrid tumbuhan yang telah dibudidayakan adalah jagung, kelapa, padi, tebu, dan anggrek.
Contoh hasil hibridisasi pada hewan, Zonkey perkawinan antara Zebra jantan dengan keledai (donkey) betina. Bison Amerika hasil perkawinan antara bison Amerika (American “buffalo” atau “kerbau” Amerika) dengan sapi/lembu (domestic cattle).
    b.    Kultur Jaringan tumbuhan                       
Kultur jaringan bertujuan untuk memperbanyak jumlah tanaman. Tanaman yang dikultur biasanya adalah bibit unggul. Dengan teknik ini, kita bisa mendapatkan keturunan bibit unggul dalam jumlah yang banyak dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Kultur jaringan sebenarnya memanfaatkan sifat totipotensi yang dimiliki oleh sel tumbuhan.
Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.
        Kultur jaringan memerlukan pengetahuan dasar tentang kimia dan biologi. Pada teknik ini kamu hanya membutuhkan bagian tubuh dari tanaman. Misalnya batang hanya seluas beberapa millimeter persegi saja. Jaringan yang kamu ambil untuk dikultur disebut eksplan. Biasanya, yang dijadikan eksplan adalah jaringan muda yang masih mampu membelah diri. Misalnya ujung batang, ujung daun, dan ujung akar.
        Adapun keuntungan teknik kultur jaringan adalah:
•    Dalam waktu singkat dapat menghasilkan bibit yang diperlukan dalam jumlah banyak.
•    Sifat tanaman yang dikultur sesuai dengan sifat tanaman induk.
•    Tanaman yang dihasilkan lebih cepat berproduksi.
•    Tidak membutuhkan area tanam yang luas.
•    Tidak perlu menunggu tanaman dewasa, kita sudah dapat membiakkannya
2.    Bioteknologi di bidang peternakan
      a.    Inseminasi Buatan (IB) atau Kawin Suntik
Prinsip Inseminasi Buatan (IB) adalah memasukkan sel sperma dari individu jantan ke dalam alat reproduksi hewan betina yang kurang unggul dengan menggunakan alat khusus (kateter). Tujuannya adalah agar diperoleh keturunan baru yang memiliki sifat-sifat unggul. Sapi peranakan Frisend Holland (FH) merupakan hasil inseminasi buatan antara sapi jawa (lokal) dengan sperma sapi Frisend Holland (FH). Keuntungan inseminasi buatan (IB):
  • Sangat praktis, karena sel spermatozoa unggul dapat disimpan di Bank Sperma dalam jangka waktu lama dan dipergunakan sesuai kebutuhan.
  • Hemat biaya, karena kita tidak perlu mendatangkan induk jantan dari tempat yang jauh ke tempat induk betina berada.
  • Tingkat keberhasilannya tinggi, karena saat penyuntikan sel spermatozoa pada induk betina pada masa birahi, yakni tepat dengan waktu pemasakan sel telur.
     b.    Kloning
Kloning adalah penggunaan sel somatik makhluk hidup multiseluler untuk membuat satu atau lebih individu dengan materi genetik yang sama atau  identik. Kloning ditemukan pada tahun 1997 oleh Dr. Ian Willmut seorang ilmuan Skotlandia dengan menjadikan sebuah sel telur domba yang telah direkayasa menjadi seekor domba tanpa ayah atau tanpa perkawinan. Domba hasil rekayasa ilmuan Skotlandia tersebut diberi nama Dolly.
        Cara kloning domba Dolly yang dilakukan oleh Dr. Ian Willmut adalah sebagai berikut:
  • Mengambil sel telur yang ada dalam ovarium domba betina, dan mengambil kelenjar mamae dari domba betina lain.
  • Mengeluarkan nukleus sel telur yang haploid.
  • Memasukkan sel kelenjar mamae ke dalam sel telur yang tidak memiliki nukleus lagi.
  • Sel telur dikembalikan ke uterus domba induknya semula (domba donor sel telur).
  • Sel telur yang mengandung sel kelenjar mamae dimasukkan ke dalam uterus domba, kemudian domba tersebut akan hamil dan melahirkan anak hasil dari kloning.
       Jadi, domba hasil kloning merupakan domba hasil perkembangbiakan secara vegetatif karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma.
       Kloning juga bisa dilakukan pada seekor katak. Nukleus yang berasal dari sebuah sel di dalam usus seekor kecebong ditransplantasikan ke dalam sel telur dari katak jenis lain yang nukleusnya telah dikeluarkan. Kemudian, telur ini akan berkembang menjadi zigot buatan dan akan berkembang lagi menjadi seekor katak dewasa.
       Kloning akan berhasil apabila nukleus ditransplantasikan ke dalam sel yang akan menghasilkan embrio (sel telur) termasuk sel germa. Sel germa adalah sel yang menumbuhkan telur dari sperma.
3.    Bioteknologi di bidang kesehatan
       a.    Pebuatan antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari satu sumber tunggal. Kegunaan anti bodi monoklonal adalah:
  • untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil;
  • mengikat racun dan menonaktifkannya;
  • mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.
    b.    Pembuatan vaksin
Vaksin berguna untuk mencegah penyakit yang menyerang tubuh dan penyakit tersebut berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil dari mikroorganisme tersebut.
   c.    Pembuatan antibiotika
Zat anti biotik diperoleh dari  bakteri atau jamur yang mengalami proses tertentu. Antibiotik berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya.
d.    Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan testosteron.
e.    Bayi tabung           
Bayi tabung adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang berlangsung di dalam tabung. Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari teknologi inseminasi buatan, hanya proses pembuahan pada bayi tabung terjadi di luar sedangkan inseminasi terjadi di dalam tubuh. Kedua-duanya sama-sama merupakan perkembangbiakan generatif.
Kita biasanya sering mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Hal ini merupakan jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan.
        Proses pembuatan bayi tabung adalah sebagai berikut:
  • Sel telur yang mengalami ovulasi pada induk atau wanita diambil dengan suatu alat dan disimpan di dalam tabung yang berisi medium seperti kondisi yang ada pada rahim wanita hamil.
  • Sel telur dipertemukan dengan sperma di bawah mikroskop dan diamati sehingga terjadi fertilisasi.
  • Sel telur yang sudah dibuahi tersebut dikembalikan ke dalam tabung.
  • Jika sel telur yang sudah dibuahi, disebut zigot, berkembang dengan baik dan menjadi embrio, maka embrio tersebut akan disuntikkan kembali ke dalam rahim induknya semula.

C.    Teknologi Rekombinasi Gen
        Rekombinasi gen adalah proses penggabungan gen (ADN: asam deoksiribo nukleat) yang berasal dari dua organisme yang berbeda sehingga terbentuk gen (ADN) rekombinan. Teknologi rekombinasi gen ini memberikan banyak manfaat bagi manusia, seperti untuk membuat insulin dan organisme transgenik.
1.    Membuat Insulin
Seperti kamu ketahui, insulin sangat dibutuhkan untuk mengobati penyakit diabetes mellitus (kencing manis). Padahal, kencing manis pada manusia hanya cocok diobati dengan insulin dari manusia. Untuk itu, perlu diproduksi insulin dalam jumlah yang ba-nyak, caranya adalah dengan teknik rekombinasi gen. Gen pembentuk insulin dari pankreas manusia digabungkan dengan sel betina Escherechia Coli, sehingga diperoleh insulin manusia dalam jumlah yang banyak.
2.    Organisme Transgenik            
        Makhluk hidup transgenik sering disebut sebagai GMOs (Genetically Modified Organisms) yang merupakan hasil rekayasa genetika. Teknik ini mengubah faktor keturunan untuk mendapatkan sifat baru. Teknik ini dikenal dengan rekayasa genetika atau teknologi plasmid. Pengubahan gen dilakukan dengan jalan menyisipkan gen lain ke dalam plasmid sehingga menghasilkan individu yang memiliki sifat tertentu sesuai dengan keinginan si pembuat.
    a.     Penggabungan gen tanaman kacang-kacangan dengan padi.
Penggabungan gen tanaman kacang-kacangan dengan padi dilakukan dengan jalan menyisipkan gen dari tanaman kacang-kacangan ke dalam rangkaian DNA tanaman padi. Dengan rekayasa ini, padi bisa memperoleh nitrogen bebas dari udara, sehingga padi bisa tumbuh subur tanpa disuplai urea.
    b.     Penggabungan gen ikan emas dengan gen tomat
Penggabungan gen ikan emas dengan gen tomat dilakukan dengan cara menyisipkan gen ikan emas ke dalam rangkaian DNA tanaman tomat yang akan dibudidayakan, sehingga tomat mampu bertahan lebih lama proses pemasakannya dan meningkatkan nilai jual.
    c.    Pembuatan kopi super
Pembuatan kopi super dilakukan dengan mengubah susunan gen yang terdapat di dalam rangkaian DNA sel tanaman kopi. Dengan rekombinasi DNA ini, akan diperoleh kopi dengan aroma dan rasa lebih nikmat serta berkafein rendah.
3.    Rekayasa Genetika
        Rekayasa genetika bertujuan untuk mendapatkan individu baru dengan sifat yang diinginkan dengan cara. Rekayasa genetika disebut juga rekayasa gen atau rekombinasi DNA. Ada beberapa cara untuk melakukan rekombinasi gen antara lain:
a.    Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya.
b.    Fusi sel (peleburan sel)
Adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami).
Manfaat fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di dalam fusi sel diperlukan adanya:
1)    sel sumber gen (sumber sifat ideal)
2)    sel wadah (sel yang mampu membelah cepat);
3)    fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
c.    Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA dari sumber yang berbeda. Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena alasan-alasan sebagai berikut.
1) Struktur DNA setiap spesies makhluk hidup sama.
2) DNA dapat disambungkan
d.    Teknologi plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri atau ragi di luar kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antara lain:
1)    merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu;
2)    dapat beraplikasi diri;
3)    dapat berpindah ke sel bakteri lain;
4)    sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.
Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke dalam sel target.

D.    Dampak Penggunaan Bioteknologi

1.    Dampak Positif
Adapun dampak positif perkembangan bioteknologi antara lain:
a.    Dapat mengatasi kekurangan bahan makanan.
b.    Membantu mengatasi masalah-masalah kesehatan.
c.    menyediakan berbagai senyawa organik.
d.    Menyediakan energi.
e.    Memperbaiki lingkungan.
f.    Mengatasi kesulitan memperoleh keturunan (bayi tabung).
2.    Dampak Negatif
Adapun dampak negatif perkembangan bioteknologi antara lain:
  • Organisme transgenik yang dilepas ke alam dikhawatirkan akan menimbulkan pencemaran biologi yang berbahaya.
  • Karena organisme transgenik mengandung gen yang tahan terhadap antibiotik tertentu dikhawatirkan akan menurunkan daya tahan tubuh konsumen yang mengonsumsi misalnya pada tomat.
  • Produk insulin masal yang belum sempurna dapat menimbulkan kematian.
  • Rekombinasi gen dikhawatirkan dapat bertentangan dengan norma sosial, agama, budaya, dan etika.
  • Kemampuan “menciptakan” bayi tabung dapat mendorong manusia menciptakan manusia super yang diperoleh dari sperma dan ovum super. Hal ini juga bertenta-ngan dengan norma agama, etika, dan budaya.
  • Berkurangnya plasma nuftah, karena tanaman/hewan yang kurang unggul akan makin langka atau punah.

Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dalam menggunakan organisme untuk menghasilkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Prinsip dasar dari bioteknologi adalah menggunakan makhluk hidup sebagai subjek. Makhluk hidup yang digunakan adalah sebagian besar dari golongan mikroorganisme. Mikroorganisme yang dimaksud antara lain jamur ragi, bakteri, dan sebagainya.

Sebenarnya bioteknologi bukanlah hal yang baru, teknik ini telah digunakan sejak jaman prasejarah seperti membuat minuman keras atau beberapa jenis makanan dengan cara difermentasikan. Di bidang pertanian kita juga sudah menggunakan mikroorganisme sejak abad ke-19 untuk mengendalikan hama serangga dan menambah kesuburan tanah. Pada tahun 1512, tiga bahan kimia yang penting, yaitu aseton, butanol, dan gliserol diperoleh dari bakteri. Tahun 1797, Edward Jenner menggunakan mikroorganisme hidup untuk menghasilkan vaksin penyakit cacar. Tahun 1928, Alexander Fleming menemukan penisilin dari jamur Penicilium, tetapi produksi secara besar baru dilaksanakan pada tahun 1944. Pada ahun 1962, dimulai penggabungan uranium dengan bantuan mikrobia.

Bioteknologi sebelum tahun 1857 disebut era bioteknologi non-mikrobial karena pada saat itu belum diketahui bahwa makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme. Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobial) dimulai sejak 1857 setelah Louis Pasteur me-nemukan bahwa fermentasi yang terjadi dalam pembuatan anggur merupakan hasil kerja mikroorganisme.

Sekitar tahun 1940 diperkenalkan teknik sterilisasi kultivasi massa mikroorganisme untuk menjamin bahwa proses biologis tertentu dapat berlangsung tanpa kontaminasi mikroorganisme. Caranya, dengan terlebih dahulu melakukan sterilisasi media dan bioreaktor serta menggunakan peralatan yang menghindari masuknya kontaminan sehingga hanya biokatalis yang diinginkan saja yang ada dalam reaktor. Sedangkan, perkembangan Bioteknologi secara modern terjadi setelah penemuan struktur DNA sekitar tahun 1950 yang diikuti dengan penemuan-penemuan lainnya. Penemuan ekspresi gen, enzim pemotong DNA, menciptakan DNA rekombinan dengan menggabungkan DNA dari dua organisme yang berbeda, dan kloning merupakan contoh Bioteknologi modern. Berdasarkan tingkat kerumitan dalam pelaksanaan proses bioteknologi, bioteknologi dapat dibedakan menjadi dua yaitu bioteknologi konvensional dan bio teknologi modern.

A. Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme (bakteri dan jamur) melalui proses fermentasi. Fermentasi adalah proses pemecahan glukosa pada bahan makanan oleh mikrobia. Bioteknologi konvensional memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:
  • Dikenal sejak awal peradaban manusia.
  • Menggunakan secara langsung hasil yang diproduksi organisme atau mikroorganisme berupa senyawa kimia atau bahan pangan tertentu yang bermanfaat bagi manusia.
  • Peralatan yang digunakan sederhana.
  • Pemanfaatan mikroorganisme terbatas.
  • Jumlah produk yang dihasilkan dalam jumlah sedikit
  • Teknologi yang digunakan masih sederhana
  • Prosesnya relative belum steril sehingga kualitas hasilnya belum terjamin
Beberapa contoh bioteknologi sederhana antara lain:
1. Tape
Yang dimaksud tape adalah suatu hasil yang dibuat dari bahan-bahan sumber pati, seperti ubi, singkong, dan beras ketan, dengan diberi ragi dalam proses pembuatannya. Singkong adalah salah satu jenis umbi-umbian yang cukup banyak dikenal masyarakat Indonesia. Umbi tanaman singkong selain dapat dikonsumsi langsung juga dapat dibuat tapioka, gaplek, kerupuk, tape, dan sebagainya. Tape singkong dapat diolah lebih lanjut menjadi minuman alkohol, sirup glukosa, sari tape, asam cuka, dan sebagainya.
2. Tempe 
Tempe kedelai adalah bahan makanan hasil fermentasi biji kedelai oleh kapang (jamur). Jenis jamur yang digunakan biasanya jenis Rhizopus oligosporus, karena memiliki aktivitas enzim proteolitik (pengurai protein) tinggi. Dibandingkan tempe dari bahan lain, seperti dari kecipir, lamtoro, ampas tahu, benguk, maka tempe kedelai lebih dikenal oleh masyarakat. Telah diakui dunia bahwa tempe adalah makanan asli Indonesia yang kandungan gizinya patut diperhitungkan. Cara pemanfaatan tempe antara lain digoreng, disayur lodeh, oseng-oseng, kering tempe, tempe burger, rolade tempe, dan sebagainya.

Tempe digemari orang bukan hanya rasanya yang gurih dan lezat, tetapi juga karena kaya gizi. Dengan kadar protein 18,3 per 100 gram, merupakan alternatif sumber protein nabati. Selain itu, tempe kedelai juga mengandung beberapa asam amino yang diperlukan tubuh manusia. Untuk mengetahui kandungan gizi tempe kedelai dibanding dengan bahan bakunya (kedelai kuning dan kedelai hitam)
3.    Mentega
    Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses engasaman. Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.

4.    Yogurt
Yogurt dibuat dengan memanfaatkan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Proses pembuatan yogurt sangat sederhana pertama dari susu murni kemudian dilakukan proses pasteurisasi, kemudian susu yang sudah dipasteurisasi tersebut sebagian besar lemaknya dibuang. Langkah selanjutnya asalah menambahkan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus pada susu dengan jumlah yang seimbang. Selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45 oC. Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.
5. Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30oC. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC - 42oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.
Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian
1.    Hidroponik
Hidroponik adalah pengerjaan air atau bekerja dengan air. Media tanam yang digunakan genting, kerikil (media porus), pasir (media pasir), air (media kultur air) dan lain-lain yang disiram dengan larutan berisi nutrient yang diperlukan tanaman. Keuntungan dari hidroponik :
Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik, antara lain:
  • Tanaman dapat dibudidayakan di segala tempat; resiko kerusakan tanaman karena banjir, kurang air, dan erosi tidak ada;
  •  Tidak perlu lahan yang terlalu luas; pertumbuhan tanaman lebih cepat; bebas dari hama; hasilnya berkualitas dan berkuantitas tinggi; hemat biaya perawatan.
  • Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan dari golongan tanaman hias antara lain Philodendron, Dracaena, Aglonema, dan Spatyphilum. Golongan sayuran yang dapat dihidroponikkan, antara lain tomat, paprika, mentimun, selada, sawi, kangkung, dan bayam. Adapun jenis tanaman buah yang dapat dihidroponikkan, antara lain jambu air, melon, kedondong bangkok, dan belimbing.
  • Tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan tidak rusak.

Jenis-jenis Hidroponik

a)    Hidroponik substrat
Metode ini tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan oksigen serta mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi tanah. Media yang dapat digunakan dalam hidroponik substrat antara lain batu apung, pasir, serbuk gergaji, atau gambut.
b)    Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)
Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut dialirkan dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran berkembang di dalam larutan nutrien.

2.    Aeroponik
Aeroponik merupakan modifikasi dari sistem hidroponik. Kalau pada hidroponik, media yang digunakan adalah air dan media lain misalnya keri-kil atau pasir, namun pada aeroponik tidak menggunakan media sama sekali. Akar tanaman diletakkan menggantung dalam suatu wadah yang dijaga kelembabannya. Zat makanan
diperoleh melalui larutan nutrien yang disemprotkan ke bagian akar tanaman.
Sistem aeroponik memiliki kelebihan dibandingkan sistem hidroponik. Pada sistem aeroponik, akar yang menggantung akan lebih banyak menyerap oksigen sehingga meningkatkan metabolisme dan kecepatan pertumbuhan tanaman. Selain itu tidak ada air yang hilang akibat penguapan.

Manfaat Bioteknologi konvensional

Bioteknologi konvensional mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
  1. Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman.
  2. Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat diciptakan makanan baru yaitu Nata de coco.
  3. Dapat membuat makanan yang tahan lama, misalnya asinan.
  4. Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena bioteknologi sederhana tidak banyak membutuhkan biaya sehingga masyarakat kecil bisa melakukannya dan menjual hasilnya untuk keperluan hidup sehari-hari. Contohnya tempe dan tape.